Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 | Movie Review

GREAT … hanya satu kata ini yang mungkin bisa saya berikan untuk film Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2. Akhirnya, saya pun melihat film ini juga biar melalui laptop, dengan gambar masih theater screen. Namun, saya tak kecewa.

Poster 1
Saya sempat khawatir akan bagaimana David Yates selaku sutradara akan memfilmkan bagian ini mengingat banyak bagian yang rumit di novel. Ada beberapa hal misalnya tentang kerumitan untuk masuk ke Gringgott (gimana ya nulisnya yang benar?), kerumitan menjelaskan mantra Caterwhaling di Hogsmeade, menjelaskan kerumitan menemukan diadem Ravenclaw,
kerumitan menjelaskan hubungan antara Harry dan Voldemort yang tercipta secara tak sengaja, atau juga menjelaskan proses ‘kepemilikan’ tongkat sihir, cerita tentang Snape yang ternyata adalah seorang yang ‘baik’ dan banyak hal yang lain. Namun, di film ini Yates menurut saya berhasil membuat hal-hal yang hanya bisa dipahami dengan membaca novel nya bisa dengan mudah dicerna oleh para penonton film tanpa bertanya-tanya 'kok bisa gini, ko bisa gitu?'.
Poster 2




Ketika menonton film part 2 ini, siapapun akan bisa memahaminya tanpa susah payah. Yates berhasil membuat film ini bisa ditonton oleh siapapun juga, terutama bagi pecinta Harry Potter yang tidak membaca novelnya. Kerumitan yang ada di novel diuraikan dengan sangat mulus oleh Yates. Selamat kepada David Yates karena telah membuat film ini sukses besar. Selamat juga karena akhirnya saya menyukai karya Anda, tidak seperti film-film Harry Potter yang Anda sutradarai yang saya cemooh (film ke enam misalnya).




Poster 3
Yang paling menarik di film ini bagi saya ada dua. Yang pertama adalah narasi cerita Severus Snape. Di novel, ketika saya membacanya saya bisa merasa tergerak dan memahami perasaan Snape. Saya tak berharap akan menemui perasaan yang sama ketika pada awal melihat film ini. Namun, diluar dugaan, perasaan yang sama muncul. Well done Yates, once again. Yang kedua, scene yang menunjukkan duel sihir sangat banyak dan asyik, Bahkan menurut saya, lebih asyik di film ini daripada di novelnya. Di film ini, Harry dan kawan-kawan ditampilkan lebih sakti dan lebih heroic. Mungkin, saya tak akan cerita lebih banyak lagi, karena masih banyak yang belum liat =).

Satu hal yang pasti, ini adalah film yang wajib ditonton bagi para pecinta trio penyihir Hogwarts ini. Saya beri mereka nilai 9,5 dari 10 poin. Selamat Yates. Terima kasih karena telah tidak mengecewakan para pecinta novel Harry Potter di film terakhirnya. We grow up with these characters! 


gambar-gambar diambil dari:


Poster 1 www.deamonmovies.com
Poster 2 theblotsays.blogspot.com
Poater 3 allposters.com

Comments

  1. wah pengen banget nonton nih film..
    kayaknya nih bakal jd seri paling seru daripada seri2 sebelumnya..

    ntar setelah nonton, aku kasih komen lebih lanjut deh.. heheh

    ReplyDelete
  2. Ambil aja di spider, internet caffe blkg kampus pon :D

    ReplyDelete
  3. Gringotts , mas kiki~~ :DD

    yes great...
    Snape's feeling, although only some flashes of memories really can bring that feeling to us.
    *i dont know for people who havent read it, but for readers, it really brings the feeling*

    sad to think that this had to end. I even cried louder when the credits roll.

    really really really~
    count it up, i grew up with this stories for over 11 years! and i'll make sure my children will feel the same thing~!

    ReplyDelete
  4. oh oh!
    one word of suggestion!

    if you watch it from theaters, please please ignore the subtitle!

    bagian terakhir pas Harry jelasin kepemilikan elder wand, banyak yang bingung kenapa bisa Harry yang jadi pemiliknya.
    hal itu dikarenakan oleh: penerjemahnya menerjemahkan DISARM dengan MEMBUNUH, yang arti sebenarnya MELUCUTI.

    "Draco disarm Dumbledore" -->> Draco membunuh Dumbledore
    "I disarm Draco in Malfoy Manor" --> Aku membunuh Draco...

    secara Draco nggak mati, dan yang membunuh Dumbledore kan Snape~ :DD

    jadi mereka bingung yang baca subtitlenya...
    itu doang sih~~

    ReplyDelete
  5. finally, the story of 3 young wizards from Hogwarts comes to an end. the dark lord has been killed and the mysteries have been revealed.

    for me, this is the finest work from David Yates so far. though there are some minus points that i found on this movie, but who cares? nobody's perfect right?

    these are two points that i'm talking about. firstly, the Hogwarts landscape is too small. i don't know exactly why the director makes the landscape so small and flat for this massive battle? for me it looks boring and unnatural. still, the Philosopher's Stone and Goblet of Fire landscape are better than this version. secondly, the battle of Hogwarts is too simple for the last chapter. i expect something spectacular, wild, and epic like The Lord of the Ring: Returns of the King. but too bad, i can't find that.

    but overall, the rest of the movie is just brilliant. the escape with dragon part is awesome, the kissing part is 'wow', and the ending part is way better than what i expected. i think, from the 4 movies directed by David Yates, this is his best work ever.

    Harry Potter fans will find no regret with this one. and of course they will get what i call it as "post-rock effect" right after watching this movie. two thumbs up for Harry Potter and the Deathly Hallows part. 2.

    #Mischief managed

    ReplyDelete
  6. akhirnya nonton kapan pon??

    aku setuju, hogwarts tuh paling suka di film 1-2 saat sutradaranya masih Christopher Colombus. Menurutku dia yang intepretasi setting nya paling mendekati novel. Setelah masuk film ke 3, jadi bubrah. Yang di film ke 1/2 misalnya, pondoknya Hagrid kan ga make menuruni lereng. Juga Dedalu Perkasa di film ke 2 tempatnya bisa beda dengan film ke 3. Wah aku hapal sekali hahaha.

    Tapi setidaknya untuk 2 film terakhir, si David Yates tidak mengecewakan pecinta trio Hogwarts ini!!! Tidak seperti film ke 6 yang menurut saya totally dreadful :)

    ReplyDelete
  7. hari jumat minggu kemarin. langsung nonton di bioskop.. seru soalnya.. hehe

    iya Riz. Hogwarts yg seri 1-2 tuh yang paling keren hingga sekarang. mulai dari gedung luar hingga dungeonnya semuanya sangat2 misterius dan detail. sangat sangat Hogwarts lah. kalo yg seri selain itu, aku suka yg ke-4. soalnya tempat2nya lebih banyak. misalnya tempat2 turnamennya.

    wah hapal banget nih kamu Riz. sampai ke detailnya. haha

    iya seri Deathly Hallows itu bagus. visualisasi novel ke filmnya tidak mengecewakan. mungkin emang benar dijadiin 2 part. jadinya lebih mengena ceritanya. sehingga pas selesai nonton, langsung penonton merasakan perasaan puas dan rindu. puas karena filmnya bagus, rindu karena sudah selesai..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Why Bad Reviews Don’t Stop Me from Watching X-Men: Apocalypse

Movie Review | Stream of Tears in Wedding Dress

Kung Fu Panda 2 | Movie Review