[Perspektif dalam Bom Solo] Memaknai Perbedaan
Sumber: kampungtki.com |
Berita tentang meledaknya bom di tempat ibadah memang isu yang sangat sensitif di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kondisi sosial bangsa ini yang terdiri dari berbagai macam agama. Atau dengan kata lain, Indonesia adalah negara yang plural dalam hal agama. Meledaknya bom di suatu tempat ibadah biasanya akan langsung dikaitkan dengan isu-isu SARA. Sudah menjadi rahasia umum, yang akan menjadi tersangka utama adalah para teroris yang biasanya akan mengarah pada golongan umat Islam garis keras yang berpendapat bahwa Islam harus menjadi "penguasa" di Indonesia. Mereka lah yang saya akan sebut sebagai kelompok ekstrimis.
Menurut saya, kelompok ekstrimis ini tidak bisa menerima perbedaan yang sebenarnya adalah jati diri bangsa ini. Perbedaan adalah suatu hal yang membuat Indonesia kaya dan berbeda dengan negara lain. Kalau perbedaan bukanlah jati diri bangsa, tentu saja kata-kata "Bhineka Tunggal Ika" tidak akan tertulis dalam pita yang dibawa garuda simbol bangsa. Secara gampang saja, ini menunjukkan semenjak awal, Indonesia memang didirikan sebagai negara yang menghargai perbedaan. Jadi kalau kita memang mengaku sebagai warga negara Indonesia, bukankah sudah seharusnya kita menegakkan hal ini? Hargailah perbedaan karena menurut saya perbedaan itu indah. Hargailah perbedaan bila engkau mengaku sebagai warga negara Indonesia. Hargailah perbedaan karena Tuhan memang menciptakan kita berbeda.
Salah satu perbedaan yang ada di negara ini adalah perbedaan agama. Berbicara tentang perbedaan agama, beberapa hari yang lalu ketika saya membuka kaskus, saya menemukan sebuah thread yang sangat bagus (klik disini). Dan saya rasa bisa saya quote beberapa bagian untuk menyikapi masalah perbedaan ini.
Thread ini berisi wawancara Mario Teguh dengan sufinews yang membahas beberapa hal. Tapi disini, saya hanya akan ambilkan beberapa bagian yang relevan dengan tema postingan kali ini yaitu perbedaan agama. Yang tertulis dibawah adalah kata-kata dari Pak Mario Teguh.
Saya dan gambar "collage" buatan saya di Art Class ketika mengikuti program SUSI RPA 2011 Winter Program di Dialogue Institute, Temple University Philadelphia, Amerika Serikat... Apa makna gambar buatan saya menurut Anda? |
Mario Teguh: Tentang Islam sebagai agama rahmat semesta alam - Rahmatan Lil 'Alamin
Islam itu agama rahmat untuk semesta alam loch. Berislam itu mbok yang keren abis gitu loch ! Maksudnya jadi orang Islam mbok yang betul-betul memayungi (pemeluk) agama-agama lain.Agama kita itu sebagai agama terakhir dan penyempurna bagi agama-agama sebelumnya. Agama kita puncak kesempurnaan agama loch. Dan karenanya kita harus tampil sebagai pembawa berita bagi semua. Kita tidak perlu mengunggul-unggulka n agama kita yang memang sudah unggul dihadapan saudara-saudara kita yang tidak seagama dengan kita. Bagaimana Islam bisa dinilai baik kalau kita selaku muslim lalu merendahkan agama (dan pemeluk) agama lain.Mario Teguh: Tentang Perbedaan Agama - "Apakah semua agama itu sama?"
ya jelas tidak sama toch, Mas. Tapi oleh Tuhan manusia diberi kebebasan memilih diantara ketidak samaan itu. Saya tidak akan mengatakan bahwa perbedaan itu rahmat, tapi saya akan menunjukkan Windows Operating System yang dikeluarkan Microsof. Masih ada toch Mas orang yang masih menggunakan Windows 95? Masih ada juga kan orang yang menggunakan Windows 98 atau Windows 2000? Dan Anda sendiri sekarang menggunakan Windows XP kan?. Begitu juga dengan agama-agama Tuhan, Mas. Ada versi-versi yang sesuai untuk zamannya, untuk kelengkapan fikiran di zaman itu dan disana ada jenis kemampuan masing-masing orang dalam menyikapinya. Masak Anda mau memaksa orang lain untuk memakai XP pada orang yang kemampuannya cuma sebatas memiliki Windows 95? Tidak toch!? Alangkah indahnya kalau semua orang Islam ketika bicara dapat diterima semua pemeluk agama lain.
Analogi agama dengan Windows Operating System yang dipaparkan oleh pak Mario Teguh ini sangat luar biasa! Super sekali ! Beliau menggambarkan bahwa Tuhan memang menciptakan manusia itu berbeda-beda. Dan pasti Dia menciptakannya dengan cara demikian karena suatu alasan tertentu. Alasan macam itu, hanya akan kita tahu jawabannya di hari Akhir kelak. Terserah pada manusia, akan menyikapi bagaimana perbedaan itu. Dan sepertinya, para pendiri Indonesia sudah menyikapinya dengan benar ketika mereka mentasbihkan "Bhineka Tunggal Ika" - "Berbeda-beda namun tetap satu jua" sebagai slogan negeri ini. Sekarang tergantung pada kita, para penerus bangsa ini untuk membawa kemana negara Indonesia ini.
Lalu apa makna perbedaan bagi saya? Perbedaan itu indah. Pelangi tidak akan indah kalau hanya ada satu warna. Dunia tidak akan indah bila semuanya hijau. Perbedaan itu adalah aset. Tergantung bagaimana kita mengolahnya. Lalu apa makna perbedaan agama bagi saya sendiri? Apakah salah bila seseorang memilih agama selain yang kita anut? Tentu saja tidak. Itu adalah hak mereka. Meskipun demikian, saya mempercayai apa yang agama saya ajarkan. Dan dalam ajaran agama Islam, yang saya jadikan dasar untuk hubungan saya dengan orang yang tidak seagama dengan saya adalah "lakum dinukum waliyadin", untukmu agamamu, untukku agamaku. Saya percaya, ketika masuk urusan agama, itu adalah ranah perorangan dengan Dia yang menciptakannya. Saya tak akan mengusik urusan agama seseorang karena itu benar-benar hak dasar mereka.
Lalu apa makna perbedaan bagi saya? Perbedaan itu indah. Pelangi tidak akan indah kalau hanya ada satu warna. Dunia tidak akan indah bila semuanya hijau. Perbedaan itu adalah aset. Tergantung bagaimana kita mengolahnya. Lalu apa makna perbedaan agama bagi saya sendiri? Apakah salah bila seseorang memilih agama selain yang kita anut? Tentu saja tidak. Itu adalah hak mereka. Meskipun demikian, saya mempercayai apa yang agama saya ajarkan. Dan dalam ajaran agama Islam, yang saya jadikan dasar untuk hubungan saya dengan orang yang tidak seagama dengan saya adalah "lakum dinukum waliyadin", untukmu agamamu, untukku agamaku. Saya percaya, ketika masuk urusan agama, itu adalah ranah perorangan dengan Dia yang menciptakannya. Saya tak akan mengusik urusan agama seseorang karena itu benar-benar hak dasar mereka.
Daisy Khan |
Sebagai penutup tulisan kali ini, saya ingin mengutip kata - kata dari Daisy Khan, seorang aktivis Hak - Hak Islam di Amerika pada pidato yang pernah saya hadiri di Philadelphia. Beliau mengatakan bahwa perang yang ada di dunia saat ini bukanlah perang antar agama, Islam vs Kristen, Kristen vs Hindu, Islam vs Budha atau sebaliknya. Namun, perang yang sesungguhnya adalah perang antara kelompok ekstrimis melawan moderat dalam tiap agama itu. Semoga saja tulisan ini dapat dianggap sebagai salah satu cara untuk memerangi para ekstrimis.
(sumber asli wawancara dengan Mario Teguh: sufinews.com )
sy suka tulisan anda...hhh...
ReplyDeleteyg namanya belief itu krn kita benar2 percaya, bukan krn kita dipaksa percaya...
eh ya mas mas,,itu fotonya pake yg small gtu kenapa!!
ReplyDeleteKalau fotonya kecil, gambar collage nya ga kelihatan =D
ReplyDeletewah bagus Riz tulisannya..
ReplyDeletewajib dibaca nih bagi temen2 blogger yang lain..
menurutku, ekstremis itu berlebih-lebihan.. padahal hal yang berlebih-lebihan kan tidak baik.. hehe
Kasihan Islam, terkadang yang membuat islam jadi dianggap kotor itu karena ulah dari pengikutnya yang tidak mempelajarinya secara kaffah/menyeluruh
ReplyDelete@ pondra benar pon, berlebihan itu tidak baik. dan itu juga berkaitan dengan komen dibawahnya oleh ibnu hehehe
ReplyDelete@ ibnu menurut saya pemahaman Islam yang tidak menyeluruh itu sangat berbahaya yah. bukan berarti pemahaman saya akan Islam sudah menyeluruh juga sih. Saya tuh pengen tau bagaimana cara mendoktrin orang sampai rela bunuh diri. Astaghfirullah pokoknya ....